Rabu, 27 November 2019
Rabu, 13 November 2019
PENGERTIAN SENSOR
Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor
Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor – Di dunia ini, kita dapat menjumpai banyak sensor di sekitar kita. Di kehidupan sehari-hari, banyak sekali kegiatan otomatisasi yang dapat kita temukan dan tentunya semua alat tersebut pasti dilengkapi sebuah perangkat yang kita sebut sebagai Sensor ini. Contoh-contoh kegiatan otomatisasi ini seperti menghidupkan TV dengan Remote Control, Lampu yang dapat menyala saat hari menjadi gelap, CCTV yang dapat bergerak mengikuti pergerakan orang disekitarnya, Alat pemantuan cuaca, Alat pengukur suhu, Alat yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya kebakaran, mengambil Photo dengan Kamera dan masih banyak lagi.
Penggunaan sensor di perangkat-perangkat elektronik ini telah diaplikasikan di hampir semua bidang di kehidupan kita sehari-hari mulai dari perangkat pribadi, layanan kesehatan, keamanan, industri, hiburan, transportasi, militer, alat rumah tangga hingga ke sektor pertanian. Dengan semakin besarnya penggunaan Sensor di dalam Teknologi masa kini, pengetahuan tentang sensor ini menjadi sangat penting dan wajib kita pahami apa sebenarnya yang dilakukan oleh sensor serta jenis-jenis sensor tersebut.
Pengertian Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan atau sinyal listrik).
Klasifikasi Jenis-jenis Sensor
Sensor-sensor yang digunakan pada perangkat elektronik pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu :
- Sensor Pasif dan Sensor Aktif
- Sensor Analog dan Sensor Digital
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai kedua klasifikasi sensor tersebut.
1.Sensor Pasif dan Sensor Aktif
1.1. Sensor Pasif (Passive Sensor)
Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple) yang menghasilkan nilai tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.
1.2. Sensor Aktif (Active Sensor)
Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal untuk dapat beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek eksternal yang diberikannya. Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit Otomatis (Self Generating Sensors).
2.Sensor Analog dan Sensor Digital
Berikut ini adalah jenis-jenis sensor berdasarkan sifat Analog atau Digitalnya.
2.1.Sensor Analog
Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau berkelanjutan. Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran. Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan, tekanan, pergerakan dan lain-lainnya. Contoh Sensor Analog ini diantaranya adalah akselerometer (accelerometer), sensor kecepatan, sensor tekanan, sensor cahaya dan sensor suhu.
2.2.Sensor Digital
Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit akan non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor digital biasanya terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili dalam format digital. Output digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau OFF). Sinyal fisik yang diterimanya akan dikonversi menjadi sinyal digital di dalam sensor itu sendiri tanpa komponen eksternal. Kabel digunakan untuk transmisi jarak jauh. Contoh Sensor Digital ini diantaranya adalah akselerometer digital (digital accelerometer), sensor kecepatan digital, sensor tekanan digital, sensor cahaya digital dan sensor suhu digital.
Jenis-jenis Sensor
Berikut ini adalah jenis-jenis Sensor berdasarkan penggunaannya.
a. Akselerometer (Accelerometer)
Sensor Akselerometer adalah sensor yang mendeteksi perubahan posisi, kecepatan, orientasi, goncangan, getaran, dan kemiringan dengan gerakan indra. Akselerometer analog ini dapat digolongkan lagi menjadi beberapa yang berbeda berdasarkan variasi konfigurasi dan sensitivitas. Berdasarkan pada sinyal keluaran, Akselerometer analog menghasilkan tegangan variabel konstan berdasarkan jumlah percepatan yang diterapkan pada Akselerometer. Selain Akselerometer Analog, Akselerometer ini juga digital.
b. Sensor Cahaya (Light Sensor)
Sensor Cahaya atau Light Sensor adalah Sensor analog yang digunakan untuk mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai Sensor tersebut. Sensor cahaya analog ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis seperti foto-resistor, Cadmium Sulfide (CdS), dan fotosel.
Light dependent resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya analog yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan beban secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Resistansi LDR akan meningkat apabila intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, Resistansi LDT akan menurun apabil intensitas cahaya yang diterimanya bertambah.
c. Sensor Suara (Sound Sensor)
Sensor Suara adalah Sensor analog yang digunakan untuk merasakan tingkat suara. Sensor suara analog ini menerjemahkan amplitudo volume akustik suara menjadi tegangan listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini memerlukan beberapa sirkuit, dan menggunakan mikrokontroler bersama dengan Mikrofon untuk menghasilkan sinyal output analog.
d. Sensor Tekanan (Pressure Sensor)
Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan akan menghasilkan sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan yang diberikan. Sensor piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang dapat menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang sebanding dengan tekanan yang diterapkan padanya.
e. Sensor Suhu (Temperature Sensor)
Sensor Suhu atau Temperature Sensor adalah Sensor tersedia secara luas baik dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis sensor suhu yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda.Salah satu Sensor Suhu adalah Termistor, yaitu resistor peka termal yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Apabila Suhu meningkat, resistansi listrik dari termistor akan meningkat juga. Sebaliknya, jika suhu menurun, maka resistansi juga akan menurun.
f. Sensor Ultrasonik (Ultrasonic Sensor)
Sensor Ultrasonik adalah jenis sensor non-kontak yang dapat digunakan untuk mengukur jarak serta kecepatan suatu benda. Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan sifat-sifat gelombang suara dengan frekuensi lebih besar daripada rentang suara manusia. Dengan menggunakan gelombang suara, Sensor Ultrasonik dapat mengukur jarak suatu objek (mirip dengan SONAR). Sifat Doppler dari gelombang suara dapat digunakan untuk mengukur kecepatan suatu objek.
g. Sensor Giroskop (Gyroscope sensor)
Sensor Giroskop adalah sensor yang digunakan untuk merasakan dan menentukan orientasi dengan bantuan gravitasi bumi. Perbedaan utama antara Sensor Akselerometer dan Giroskop adalah bahwa Giroskop dapat merasakan rotasi di mana akselerometer tidak bisa.
h. Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor)
Sensor Efek Hall atau Hall Effect Sensor adalah sensor yang dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing).
i. Sensor Kelembaban (Humidity Sensor)
Sensor Kelembaban atau Humidity Sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kelembaban suatu lokasi. Pengukuran Tingkat Kelembaban ini sangat penting untuk pengamatan lingkungan di suatu wilayah, diagnosa medis ataupun di penyimpanan produk-produk yang sensitif.
j. Sel Beban (Load Cell)
Sel Beban atau Load Cell adalah jenis sensor yang digunakan untuk mengukur berat. Input dari Load Cell ini adalah gaya atau tekanan sedangkan outputnya adalah nilai tegangan listrik. Ada beberapa jenis Load Cell, diantaranya adalah Beam Load Cell, Single Point Load Cell dan Compression Load Cell.
Selasa, 05 November 2019
11 Jenis Alat Listrik di Rumah Beserta Fungsinya
1. Bargainser
Alat ini biasanya dapat kita temui di dinding depan setiap rumah yang berlangganan listrikPLN.
Oleh karena itu, bargainser hanya dapat diotak-atik oleh petugas dari PLN.
Setiap bargainser memuat data ID pelanggan seperti nomor kontak dan nama pelanggan yang berfungsi untuk memudahkan pencatatan pemakaian listrik pelanggan.
Ada dua jenis bargainser yang biasa dipakai, bargainser analog yang masih banyak dipakai di perumahan umum dan bargainser digital yang digunakan untuk listrik prabayar.
Terdapat 3 komponen utama dalam setiap bargainser:
Miniature Circuit Breaker (MCB)
Miniature Circuit Breaker (MCB) berfungsi untuk memutus aliran listrik bila terdapat pemakaian listrik berlebihan atau bila terjadi gangguan listrik di rumah.
Meter Listrik
Meteran listrik di dalam bargainser ini disebut juga kWh meter yang menjadi penunjuk besaran daya listrik yang digunakan oleh pelanggan
Spin Control
Spin control berbentung seperti piringan yang selalu berputar.
Semakin besar daya listrik yang dipakai, semakin cepat perputaran spin control.
2. Pengaman Lebur
Pengaman lebur lebih dikenal dengan nama sekering atau fuse.
Ini adalah komponen pengaman listrik versi lama dengan sistem kawat arus.
Saat ini sudah tidak banyak digunakan dan tergantikan dengan komponen lain yang lebih canggih.
3. Pengaman Thermal
Pengaman thermal disebut juga Miniature Circuit Breaker (MCB), bekerja dengan sistem thermalatau panas.
MCB memutus listrik secara otomatis apabila terjadi arus listrik berlebih atau adanya hubungan arus pendek.
4. Steker
Steker adalah istilah salah satu alat listrik yang biasa disebut colokan listrik.
Fungsinya untuk menghantarkan listrik ke stop kontak.
Beberapa jenis steker yang sering ditemui yaitu:
- Steker Bengkok
- Steker Adapter
- Steker T
- Steker Arde
5. Saklar
Kebanyakan orang masih salah kaprah dan menyebut alat listrik yang satu ini dengan sebutan stop kontak.
Padahal saklar (sakelar) dan stop kontak berbeda jenis dan fungsi.
Saklar berfungsi sebagai pemutus arus listrik dari sumbernya. Sederhananya, saklar adalah tombol yang digunakan untuk menyalakan dan menghidupkan lampu.
Beberapa jenis saklar yang banyak dipakai di antaranya
- Saklar Outbow
- Saklar Engkel
- Saklar + Steker
6. Fitting
Alat listrik yang satu ini lebih sering disebut sebagai dudukan lampu.
Sedangkan istillah fitting sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris.
Fitting digunakan untuk memasang lampu di langit-langit rumah, di dinding, atau pun di tempat lainnya.
Berbagai jenis fitting yang ada di antaranya:
- Fitting Lampu Plafon
- Fitting Lampu Gantung
- Fitting Lampu Kombinasi
7. Socket
Socket atau dalam bahasa Inggris disebut juga Electric Socket mempunyai fungsi seperti stop kontak.
Electric Socket biasanya dipasang di dinding dan digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke dalam berbagai jenis perangkat rumah.
Jenis socket yang banyak ditemui ada dua dan dinamai sesuai fungsinya:
- Telephone Socket digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke telepon rumah.
- TV Socket digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke televisi.
8. Stop Kontak
Alat listrik ini adalah alat yang penyebutannya sering tertukar dengan saklar.
Sebagian orang mengenal stop kontak dengan nama kabel terminal atau bahkan colokan listrik.
Fungsinya adalah sebagai terminal atau perantara aliran arus listrik dari sumber listrik ke dalam perangkat.
Sebagian besar stop kontak hanya dilengkapi beberapa lubang colokan untuk steker, tetapi ada juga stop kontak yang digabungkan dengan saklar.
9. Multiplug
Colokan stop kontak yang terbatas di rumah bisa diakali dengan alat listrik satu ini.
Belum banyak yang tahu, peralatan listrik ini ternyata bernama multiplug.
Cara penggunaannya mudah, cukup dicolokkan pada stop kontak.
Jenis multiplug sendiri beragam. Ada yang langsung menempel pada stop kontak, ada juga yang dilengkapi dengan kabel panjang.
10. Ballast
Ballast adalah aksesoris listrik yang selalu ada di setiap alat listrik, terutama lampu.
Fungsi utama ballast yaitu untuk menyeimbangkan atau membatasi besaran arus listrik yang masuk dan menjalankan lampu dengan daya yang tepat.
Cara menggunakan alat ini cukup mudah karena hanya perlu dipasang pada kap lampu seperti lampu neon.
Tapi, saat ini biasanya alat ini sudah terpasang secara langsung dalam setiap lampu.
Jadi, kamu tak perlu khawatir akan kerepotan atau kesulitan untuk membongkar dan memasangnya.
11. Grounding atau Arde
Grounding dikenal juga dengan nama arde atau pentanahan.
Jika diperhatikan, sebetulnya jenis alat listrik ini tak asing lagi karena pasti ada di setiap rumah yang memiliki instalasi listrik.
Arde atau grounding biasanya diletakkan persis di dekat bargainser, sehingga siapapun dapat menemukannya dengan mudah.
Alat ini akan aktif bekerja apabila terjadi tegangan listrik terlalu tinggi atau adanya kebocoran listrik dan langsung mengalirkannya ke tanah.
Fungsi grounding yang sangat penting tersebut bahkan menjadi yang terpenting dibandingkan alat listrik lainnya.
Hal ini disebabkan grounding menjadi pelindung bagi seluruh alat listrik dan utamanya untuk melindungi manusia dari bahaya listrik.
***
Itulah beberapa jenis alat listrik di rumah serta kegunaannya yang perlu diketahui.
PENGERTIAN LISTRIK
Pengertian Listrik
Listrik merupakan aliran elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar atau suatu energi yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Energi listrik ini dimanfaatkan untuk menggerakkan alat-alat elektronik seperti komputer dan lainnya yang berfungsi untuk mempermudah kegiatan atau pekerjaan manusia.
Secara umum, Listrik diartikan sebagai suatu daya yang muncul karena adanya suatu gesekan atau dikarenakan sebab lain dari suatu proses kimia.
Listrik tersebut terbagi menjadi dua, yaitu listrik statis & listrik dinamis.
Listrik Statis merupakan energi yang dikandung didalam benda yang bermuatan listrik. Muatan listrik benda tersebut dapat positif bisa juga bermuatan negatif. Bila diperinci lebih jauh lagi, semua zat tersebut dibentuk dari sejumlah atom. Setiap atom memiliki inti atom yang terdiri dari elektron dan proton yang meliputinya. Proton bermuatan listrik positif, sementara elektron bermuatan listrik yang negatif.
Disaat 2 zat atau benda contohnya seperti ketika tangan kita dan balon saling digesek-gesekan, material yang memiliki daya tarik lebih lemah yaitu tangan akan ditarik elektronnya dan menempel pada benda yang daya tariknya lebih kuat yakni balon. Dengan demikian maka kedua zat tersebut memiliki muatan listrik, yang mana material yang elektronnya hilang akan memiliki muatan positif dan material yang mendapat elektron menjadi bermuatan negatif.
Listrik Dinamis merupakan listrik yang bisa bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis yakni dengan cara muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik merupakan coulumb dan satuan waktu ialah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang dengan kuat arus yang masuk dengan kuat arus yang keluar.
Sementara itu, rangkaian seri, kuat arus tetap sama di pada tiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya, tegangan berbeda hambatan. Pada rangkaian seri, tegangan bergantung terhadap hambatan. Namun, pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Yang mana semua itu telah dikemukakan dalam hukum Kirchoff yang berbunyi “Jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar”.
Besaran-besaran Listrik
Dalam praktiknya, energi listrik dinyatakan dengan menggunakan besaran – besaran listrik tertentu seperti beberapa diantaranya seperti berikut ini :
- Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik yang terjadi pada 2 titik yang ada dalam satu rangkaian listrik. Tegangan listrik dinyatakan dengan satuan volt kemudian dihitung atau pun diukur dengan menggunakan voltmeter.
- Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan tegangan suatu alat elektronik listrik dengan arus listrik yang melaluinya. Hambatan listrik dinyatakan dalam satuan ohm kemudian diukur dengan menggunakan ohmmeter.
- Arus Listrik
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang muncul karena pergerakan elektron – elektron dalam satu rangkaian listrik yang diukur dalam satu satuan waktu tertentu. Besaran arus listrik dinyatakan dengan menggunakan satuan amphere dan kemudian diukur dengan menggunakan ampheremeter.
- Gaya Gerak Listrik
Gaya Gerak Listrik adalah besarnya energi listrik yang bisa diubah menjadi bukan listrik atau pun besaran energi lainnya yang bisa diubah menjadi energi listrik. Besarnya gaya gerak listrik dinyatakan dalam satuan volt dan kemudian diukur dengan menggunakan voltmeter.
- Kapasitansi
Kapasitansi adalah takaran jumlah muatan listrik yang bisa dicadangkan sebagai potensial listrik yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya.
- Muatan Listrik
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki oleh sebuah benda mengandung listrik yang bisa membuatnya mengalami gaya tertentu terhadap benda listrik yang ada disekitarnya. Satuan muatan listrik dinyatakan menggunakan satuan colomb.
- Induktansi
Induktansi adalah sifat rangkaian elektronika yang bisa membuat timbulnya potensial listrik secara proporsional kepada arus listrik yang ada dalam rangkaian listrik tersebut. Adapun besaran induktansi dinyatakan dengan menggunakan satuan internasional weber per ampere atau satuan henry.
INDUKTOR
Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenisnya
Pengertian dan Fungsi Induktor beserta jenis-jenisnya – Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.
Simbol Induktor
Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :
Pengertian dan Fungsi Induktor beserta jenis-jenisnya – Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.
Simbol Induktor
Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
- Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
- Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
- Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
- Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
- Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
- Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
- Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
- Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.
Jenis-jenis Induktor (Coil)
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
- Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
- Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
- Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
- Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
- Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
- Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
- Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
- Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
- Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
- Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
- Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
- Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya
Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
- Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
- Transformator (Transformer)
- Motor Listrik
- Solenoid
- Relay
- Speaker
- Microphone
Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.
Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
- Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
- Transformator (Transformer)
- Motor Listrik
- Solenoid
- Relay
- Speaker
- Microphone
Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.
DIODA
Dioda – Pengertian, Fungsi, Simbol, Cara Kerja, Jenis, Karakteristik
Pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai pengertian dioda, fungsi, cara kerja, simbol, jenis, dan karakteristik. Simak penjelsan dioda adalah berikut ini.
Pengertian Dioda
Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian elektronika. Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda.
Banyak macam dan bentuk diode yang ada di pasaran tetapi yang paling sering kita jumpai adalah diode yang berbentuk silinder warna hitam terdapat gelang perak di salah satu sisinya. Karena cara penggunaan diode ini sangat mudah dan sederhana di bandingkan dengan tipe yang lain.
Fungsi Dioda
Berikut ini adalah fungsi dari dioda antara lain:
- Untuk alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.
- Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
- Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan partikel DC untuk sinyal AC.
- Untuk menstabilkan tegangan pada voltage regulator
- Untuk penyearah
- Untuk indikator
- Untuk alat menggandakan tegangan.
- Untuk alat sensor cahaya, biasanya menggunakan dioda photo.
Simbol Dioda
Perhatikan gambar Dioda berikut ini:
Gambar di atas merupakan bentuk sederhana dari dioda. Ada simbol + berarti aliran yang positif disebut anoda sedangkan simbol – berarti negatif disebut katoda.
Jenis Dioda
Berikut ini adalah jenis diode diantaranya:
- Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
- Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
- Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
- Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
- Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Cara Kerja Dioda
Dioda semikonduktor hanya bisa melewati satu arus yang searah, pada saat dioda memperoleh arus akan maju satu arah (forward Bias). Karena di dalam dioda ada junction yaitu pertemuan konduktor antara tipe p dan tipe n. kondisi ini dapat dikatakan bahwa konduksi penghantar masih tergolong kecil. Sedangkan bila dioda diberi satu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir.
Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier) dll.
Karakteristik Dioda
Ada dua karakteristik diode yaitu dioda di bias maju dan diode di bias mundur berikut adalah penjelasannya:
1. Dioda di Bias Maju
Karakteristik dioda yang pertama adalah di bias secara maju. Dioda di bias maju untuk memberikan tegangan luar menuju terminal dioda. Jika anoda(+) terhubung dengan kutup positif pada batere serta katoda(-) terhubung dengan kutub negatif pada batere maka akan mengakibatkan bias maju atau forward bias.
2. Dioda di Bias Mundur
Karakteristik dioda yang ke dua adalah di bias secara mundur. Anoda(+) dihubungkan dengan kutup negatif dan katoda(-) dihubungan dengan kutup positifsehingga jumlah arus yang mengalir pada rangkaian bias mundur akan lebih kecil. Pada bias mundur dioda, terdapat arus maju yang dihubungkan dengan batere yang memiliki tegangan tidak terlalu besar dan signifikan karena tidak mengalami peningkatan. Ketika terjadi proses reserve, dioda tidak bisa menghantarkan listrik karena nilai hambatannya besar. Dioda ini juga dianjurkan untuk tidak memiliki besar tegangan dan arus yang melebihi batas.
Demikian penjelasan mengenai diode mulai dari pengertian, fungsi, simbol, cara kerja, jenis, dan karakteristik.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Ketika kita mempelajari elektronika, yang pertama harus kita lakukan adalah mempelajari dan mengenal terlebih dahulu komponen-komponen das...
-
UH 3 PRAKARYA KELAS 9 TOKEN : UH3PKY9 Memuat… Waktu Pengerjaan: 60:00 menit!